Halaman

Kamis, 25 Juni 2009

Anak Muda Berbisnis Atasi pengangguran

Tulisan ini saya dapatkan dr salah satu portal di internet.
Setelah saya membacanya ternyata memang sesuai dengan realita dan perkembangan di negara tercinta ini, semakin banyaknya lulusan-lulusan perguruan tinggi yang mencari peruntungan dengan mengadu nasib atau menjadi urban di kota-kota lain mengandalkan ijasahnya, ada dari mereka yang berhasil dan tak sedikit pula diantara mereka yang gagal yang berujung dengan keputusasaan. Memang menjadi suatu dilema, tapi memang begitu kenyataannya. Kita harus mengakui memang negara belum sepenuhnya mampu memberikan lapangan pekerjaan yang cukup buat para putra-putrinya. Mungkin dengan postingan ini ada sedikit dorongan buat rekan-rekan untuk mencoba. Smoga bermanfaat.

Tingginya angka pengangguran sudah menjadi persoalan klasik dalam dunia ketenagakerjaan di Indonesia. Lebih-lebih, dengan terpaan krisis global belakangan ini, dipastikan jumlah orang yang menganggur akan bertambah. Salah satu solusinya terletak pada para lulusan baru yang diharapkan mencoba membangun usaha sendiri.

Demikian antara lain benang merah yang bisa ditarik dari sambutan yang diberikan oleh Deputi Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga Sudradjat Rasyid dalam acara jumpa pers untuk pergelaran Shell Livewire Business Start-up Awards 2009 di Jakarta akhir pekan lalu.

"Kebiasaan sarjana-sarjana kita seusai lulus adalah mengirimkan sebanyak mungkin lamaran pekerjaan. Ini masalah yang selalu akan timbul jika tak ada solusi," ujar dia.

Disesalkan bahwa banyak generasi muda dari daerah yang datang ke perkotaan karena mengaku kesulitan modal dan minimnya keahlian untuk mengelola usaha sendiri di daerahnya. Padahal, banyak sekali potensi daerah yang dapat dikembangkan sebagai bisnis baru.

Menurut Sudradjat mengatakan, sebenarnya banyak kesempatan yang dibangun oleh institusi pemerintahan maupun perusahaan untuk memfasilitasi kreaitivitas anak muda di daerah untuk berencana membangun bisnis sendiri. Diungkapkan, Kementerian Pemuda dan Olahraga sendiri mengembangkan sejumlah program untuk menggerakkan ekonomi berbasis lokal, seperti pendidikan kader kewirausahaan pemuda dan pembangunan sentra-sentra usaha pemuda.

"Tujuannya agar pemuda-pemuda di desa tidak pergi ke kota dan mengembangkan ekonomi pedesaan serta menarik kembali pemuda-pemuda dari kota untuk kembali ke desa," tutur Sudradjat.

Dia mengutip data dari pengembangan usaha pemuda di Majalengka pada 2007-2008, ada sekitar 450 anak muda yang mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diadakan Menpora, hingga akhirnya tercipta 2.700 usaha.

Tahun ini, Menpora menyiapkan anggaran Rp 30 miliar untuk mengembangkan bisnis generasi muda di Indonesia sebagai antisipasi tingginya angka pengangguran, melalui fokus desa pertanian di Indonesia bagian barat serta desa pantai di bagian tengah dan timur.

Banyak Peluang

Vice President Director of Business Development PT Shell Indonesia Wally Saleh mengatakan, sebenarnya banyak peluang bisnis yang bisa diintip oleh generasi muda dan kreativitas untuk mengembangkannya harus terus diadu untuk dapat terus berkembang. "Ini akan sangat menunjang masalah-masalah nasional, seperti lapangan kerja yang biasanya sangat terbatas," ujar dia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar